Blog LDII JAKARTA BARAT

Desember 2, 2009

IEDUL ADHA UNTUK MENELADANI PENGORBANAN DAN PERJUANGAN PARA ROSULULLOH,

Filed under: 1 — dpdldiidkijakarta @ 4:59 am

Allohu Akbar….9x walillahil hamd
Ma’asyirol Muslimin Rokhimakumulloh.., Maha Besar Engkau ya Alloh yang dengan segala kebesaraMU, segala puji bagimu. Di hari raya Iedul Adha ini hambamu bersimpuh untuk sholat, berkumpul disini dengan Takbir, Tahmid dan Tahlil yang kami kumandangkan semata-mata mencari keridloan MU, Takbir , Ruku, Sujud dan duduk kami adalah semata-mata merupakan penghambaan kami sebagai mahlukMU ya Alloh, maka terimalah do’a-do’a kami dan ibadah-ibadah kami.

Betapa banyak nikmat Engkau yang telah kami reguk, Seteguk air yang menghilangkan dahaga, sesuap nasi yang menyirnakan rasa lapar, yang meski itu semua kelak dihari manusia dikumpulkan di padang mahsyar akan Engkau tanyakan.

Pada hari ini, kita berkumpul untuk melaksanakan sholat Iedul Adha, sementara jutaan ummat Islam tengah melaksanakan pelontaran Jumrah di Mina, Semoga seluruh usaha ibadah kita ini menjadi pemberat timbangan kebaikan kita di yaumul mizan kelak, semakin taqarrub kita kepada Allah SWT. serta memperoleh buah ibadah yang dijanjikan, yaitu derajat orang-orang yang bertaqwa.

Sebentar lagi – insya Allah beberapa hewan qurban akan disembelih, dan para ibu-ibupun telah menyiapkan hidangan ketupat serta makanan tambahan lain. Semoga kurban yang kita lakukan hari ini, meningkatkan ketaqwaan kita disisi Allah SWT. Amin Ya Rabbal ‘alamin.

Allohuakbar…..3x
Ya Ayyuhal Mu’minuuun!
Marilah kita bersama-sama bertaqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, Allah sang Pemilik urusan di hari kiyamat, dihari seseorang tidak dapat menolong orang lain. Hari dimana seorang anak manusia lari dari ayah dan ibunya, lari dari kaum dan kerabatnya. Allah SWT, sang Penguasa Yaumul Mahsyar, Padang yang maha luas, tempat berkumpulnya manusia minal awwaluun wal Akhiruun.Yang akan memperlihatkan kepada kita catatan-catatan, tentang apa-apa yang pernah kita kerjakan, catatan tentang apa-apa yang telah kita lalaikan yang semua akan dihitung segala perbuatan kita, akan ditimbang segala kebaikan dan keburukan kita, akan dihisab semua manusia, dihari perhitungan ini.

Maka marilah kita berlindung kepada Allah SWT, dengan sebenar-benar minta perlindungan. Allah SWT Yang adzab-Nya sangat menakutkan, keras dan pedih, dan kelak akan dipertunjukkan, ketika seorang lelaki mungkar dihadirkan, lalu dituangkan air rebusan api neraka keatas kepalanya. Hingga meleleh isi perut dan kulit-kulit mereka. Dan bagi mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka meratapi sakit dan pedihnya siksaan dan ingin keluar dari siksaan itu, maka dikembalikan ia oleh Alloh kepada adzab itu, terus dan terus … lalu dikatakan, “Rasakanlah adzab yang membakar ini”.

Ya Ayyuhal Mu’minuun, Ma’asirol Muslimin Rokhimakumulloh,
Dihari Raya Iedul Adha ini kami mengajak kepada saudara-saudara semua untuk kembali mengingat akan segala perjuangan dan pengorbanan para utusan Alloh SWT didalam mempertahankan dan memperjuangkan Ajaran Alloh SWT. Ribuan tahun yang lalu, di tanah kering kerontang dan tandus, di kegersangan kawasan yang pengap, di atas bukit-bukit bebatuan cadas yang ganas, sebuah ajaran dari sang kholiq untuk ummat manusia dipancangkan melalui Nabi Ibrahim Alaihissalam, Abu al-Millah, Nabi yang sering di sebut sebagai bapaknya Islam telah memancangkan sebuah cita-cita yang kelak terbukti melahirkan peradaban besar. Cita-cita kesejahteraan lahir dan batin. Suatu kehidupan yang secara psikologis aman, tenteram, dan sentosa dan secara materi subur dan makmur. Itulah Makkatul mukarromah :

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”. (QS, al-Baqarah: 126)

Pada hari ini jutaan manusia, dengan kesadaran keagamaan yang tulus, kembali mengenang peristiwa keagamaan yang sangat bernilai itu. Mereka coba merefleksikan maknanya pada berbagai bentuk ritual yang telah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Maka jutaan manusia, dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai refleksi rasa syukur dan sikap kehambaan mereka kepada Allah SWT. Sementara jutaan yang lain sedang membentuk lautan manusia di tanah suci Makkah, menjadi sebuah panorama menakjubkan yang menggambarkan eksistensi manusia di hadapan kebesaran Rabb Yang Maha Agung. Mereka serempak menyatakan kesediaannya untuk memenuhi panggilan-Nya, “Labbaika Allahumma labbaik, labbaika lasyarikalaka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk la syarika lak.”

Hadirin jama’ah sholat Ied yang berbahagia
Ketahuilah bahwa ibadah haji, bukanlah sekadar peristiwa ritual belaka, apalagi bersifat ceremonial. Syari’at haji diturunkan setelah Rasulullah SAW. Beserta para shahabatnya berjuang dengan penuh pengorbanan di sepanjang hayatnya, Kita tentu tidak mudah melupakan bagaimana jasa-jasa Rasulullah SAW. dan para pejuang Islam dimasa awal penegakan Ad-diin ini Pengorbanan demi pengorbanan baik berupa harta, darah, perasaaan dan kesedihan, bahkan nyawa sekalipun.
Bagaimana perlakuan bengis kaum musyrikin Quraisy terhadap kaum muslimin dikala itu. Kita tentunya masih ingat, bagaimana Rasulullah SAW. dianiaya oleh ibnu Muith. Ketika leher beliau dicekik dengan usus onta, Bagaimana Abu Lahab dan Abu Jahal memperlakukan beliau dengan kasar dan kejam. Bagaimana Bilal bin Rabbah ditindih dengan batu besar yang panas ditengah sengatan terik matahari siang. Bagaiman Yasir dibantai, bagaimana seorang ibu yang bernama Sumayyah, ditusuk kemaluan beliau dengan sebatang tombak. Bagaimana lapar dan menderitanya keluarga Rasulullah SAW. saat-saat diboikot oleh musyrikin Quraisy di Syi’ib Banu Hasyim, hingga beliau sekeluarga terpaksa memakan kulit kayu, daun-daun kering bahkan kulit-kulit sepatu bekas. Begitu beratnya derita dan pengorbanan yang di alami oleh seorang kekasih Alloh yang diutus untuk membawa risalah bagi kita semua, bagi umat manusia agar kita semua bisa hidup bahagia mulia dan terhormat baik di dunia maupun di akhirat.

Masih dalam kondisi berdarah-darah, luka disekujur raga, rasa sakit yang tiada tara, namun demikian Alloh masih jua memberinya beban perasaan yang sangat dalam. Di Makkah itu pulalah, Setelah beliau jalani masa-masa kepahitan hidup yang sangat panjang, hidup tanpa adanya ayah, tanpa adanya ibu, tanpa kakek, tanpa kerabat yang mau membela risalah amanah kebenaran yang dibawanya, beliau harus kehilangan pula isteri tercintanya Khadijah, seorang wanita yang sangat beliau cintai. seorang Wanita yang mencurahkan cinta dan kasih sayangnya secara tulus dan ikhlas.

Allohu Akbar…..3x walillahilhamd. Ma’asirol Muslimin….,
Masih jelas di ingatan kita ketika kita membaca sejarahnya, kondisi perjuangan Rosululloh yang baru hanya beberapa waktu bisa menikmati hasilnya, dimana penginsaf-penginsyaf yang saling bantu membantu, saling mementingkan saudara dari pada kepentingan pribadinya, saling membela, sehingga mulai terbentuk ukhuwah dan persatuan ummat, Ukhuwwah dan persatuan ummat terajut, rasa persaudaraan yang paling dalam, saling mengutamakan kebutuhan saudaranya, daripada kepentingan diri sendiri terbentuk. Namun pada saat-saat tempat berpijak belum lagi kokoh, dikala derita kepayahan setelah berhijrah belum lagi sirna, Allah SWT. memberikan kembali proyek besar, yaitu perang Badar. Dan kemudian pada tahun berikutnya, terjadi pula peristiwa perang Uhud, dimana paman beliau SAW Hamzah bin Abdul Muthalib syahid bersama 70 orang syuhada lainnya.

Demikianlah, setelah Rasulullah SAW beserta shahabat mengalami kurang lebih 80 kali peperangan, barulah turun perintah haji: “Dan sempurnakanlah haji dan umroh karena Allah”

Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar…Walillahil Hamd.
Hadirin kaum muslimin dan muslimat rahima kumullah

Selanjutnya dapatkah kita bayangkan, bagaimana suasana haji pertama kali yang sangat bersejarah itu. Rasulullah SAW. berkhutbah dihadapan kurang lebih 140.000 kaum muslimin saat melaksanakan wuquf di Padang Arafah. Khutbah ini terasa sangat mendebarkan, karena beliau SAW. mengisyaratkan bahwa tahun depan mungkin umur beliau tidak ada lagi. Apalagi Rasulullah SAW. menyampaikan ayat yang baru saja turun:
“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu agamamu. Dan telah Ku cukupkan atas kalian nikmat-Ku. Dan Aku ridho Islam sebagai agama kalian”.
Sebuah ayat yang memproklamasikan bahwa Islam telah sampai ke puncak kejayaan, telah sampai kepuncak kesempurnaan. Umar ibnul Khattab, yang selama ini dikenal tegar dan bersikap tegas terhadap
seluruh persoalan, …..saat itupun menangis tersedu-sedu. Demikian pula dengan shahabat-shahabat yang lain. Terbayang tantangan hebat dimasa depan. Terbayang kehidupan tanpa Rasulullah SAW. Terbayang setelah puncak tentu akan ada turunan. Bagaimana perasaaan Rasulullah dan para shahabatnya kala melaksanakan haji yang pertama kali ini? Bagaimanakah perasaan mereka saat melangkahkan kaki menuju lapangan sembari menggemakan takbir, tahmid dan tahlil? Dapatkah kita bayangkan, seandainya Khadijah hadir disisi Rasulullah SAW. Serta dapatkah kita bayangkan seandainya Yasir dan Sumayyah juga turut hadir bertakbir pada hari yang bersejarah ini? Dapatkah kita bayangkan seandainya 14 shahabat pilihan, yang syahid di Badr juga menyaksikan puncak kejayaan Islam ini bersama isteri-isteri dan anak-anak mereka? Lalu bagaimanakah perasaan janda-janda serta para anak-anak yatim itu? Semua pertanyaan ini, larut dalam haru biru kegembiraan hakiki. Hari itu jiwa mereka tenggelam dalam kesyahduan iman, menyatu dengan hakekat kehendak Allah SWT, dan dengan jiwa taqwa mereka.
Kegembiraan mereka dipagi yang cerah itu, sembilan belas abad yang silam, tumpah ruah dalam alunan gema takbir, tahmid, tahlil dan tasbih. Ternyata Haji bukan sekedar ibadah ritual saja, melainkan dia merupakan puncak perjuangan jihad Islam sebagaimana sabda nabi SAW.:
“Jihad yang paling utama itu adalah haji yang mabrur” (HR. Bukhari)

Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar…Walillahil Hamd.
Hadirin kaum muslimin dan muslimat rahima kumullah,

Semangat pengorbanan ini juga sebagaimana telah dicontohkan oleh nabiyullah Ibrahim as. Semangat rela berkorban dalam menegakkan kebenaran. Pada masa mudanya beliau rela dibakar hidup-hidup, setelah menghancurkan patung berhala Raja Namrud. Namun Allah menyelamatkan Ibrahim as. dengan firman: “Wahai api jadilah dingin, dan Kami selamatkan Ibrahim”.
Bahkan ujian dari Kekasih terhadap kekasih, tidak cukup sampai disitu. Sekian lama Ibrohim AS merindukan buah hati hingga berusia tua, dimana lama tidak punya anak, begitu lahir putra pertama beliau –Ismail-, bukan kepalang senang hati beliau. Namun Allah SWT. memerintahkan untuk mengantarkan si buah hatinya ke sebuah lembah yang bernama Makkah. Berdua dengan Siti Hajar, ibunda Ismail, mereka ditinggalkan begitu saja dalam kurun waktu yang sangat lama di sebuah lembah yang tak ada seorangpun dan tidak ada sesuatu apapun disana.

Setelah sang anak beranjak remaja, masa masa kebanggaan seorang ayah terhadap seorang putra, bahkan baru saja sedang kangen-kangennya karena lama tidak bertemu, kemudian Allah memerintahkan untuk menyembelih buah hati tercintanya Ismail.

Tanpa rasa rugu dan cemas, setelah musyawaroh dengan sang anak, pisau yang telah diasah dan ditajamkan, disiapkan. Ismail yang sudah berbaring diatas pusara, dan dengan sangat berhati-hati pisau tersebut secepat kilat diayunkan. Penyembelihan benar-benar terjadi, darah segar dan hangat memancar membasahi tangan Ibrahim. Sampai disini, sesungguhnya Ibrahim masih sangat yakin telah menyembelih Ismail, darah dagingnya, meski pada kenyataanya Alloh telah menggantinya dengan seekor domba.

Ibrahim adalah suri tauladan abadi. Ketundukannya kepada sistem kepercayaan, nilai-nilai dan tata aturan ilahiah selalu menjadi contoh yang hidup sepanjang masa. “Ketika Allah berfirman kepadanya, “Tunduk patuhlah ,” maka ia tidak pernah menunda-nundanya walau sesaat, tidak pernah terbetik rasa keraguan sedikit pun, apa lagi menyimpang. Ia menerima perintah itu dengan seketika dan dengan penuh ketulusan.

Ternyata keislaman Ibrahim tidak hanya untuk dirinya sendiri, ketundukannya kepada ajaran-ajaran dan syari’at Allah bukan hanya buat dirinya sendiri, bahkan tidak hanya untuk generasi sezamannya, melainkan untuk seluruh generasi ummat manusia. Atas dasar itulah beliau wariskan Islam dan sikap ketundukan kepadanya untuk anak cucu sepeninggalnya, untuk generasi berikutnya sampai akhir masa.

وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.Wahai anak-anakku! Sesungguhnyaa Allah telah memilih agama ini bagimu!” (QS, al-Baqarah [2]: 132)

Ma’asyiral Muslimin!
Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahi al-hamd

Kemudian rasulullah SAW 14 abad lebih yang lalu memberikan isyarat tentang situasi yang akan menimpa sebuah bangsa yang tidak konsisten menjalan tata aturan agama. Mereka akan dilanda berbagai krisis (sosial, politik, ekonomi, moral, dan budaya) yang berkepanjangan.

إذا اقترب الزمان كثر لبس الطيالسة وكثرت التجارة وكثر المال وعظم رب المال وكثرت الفاحشة وكانت إمرة الصبيان وكثر النساء وجار السلطان وطفف في المكيال والميزان يربي الرجل جرو كلب خير له من أن يربي ولداً ولا يوقر كبير ولا يرحم صغير ويكثر أولاد الزنا حتى إن الرجل ليغشى المرأة على قارعة الطريق فيقول أمثلهم في ذلك الزمان: لو اعتزلتم عن الطريق، يلبسون جلود الضأن على قلوب الذئاب أمثلهم في ذلك الزمان المداهن”.( الطبراني)
“Apabila akhir zaman semakin dekat maka banyak orang yang berpakaian jubah, dominasi perdagangan, harta kekayaan melimpah, para pemilik modal diagungkan, kemesuman merajalela, kanak-kanak dijadikan pemimpin, dominasi perempuan, kelaliman penguasa, manipulasi takaran dan timbangan, orang lebih suka memelihara anjing piaraannya daripada anaknya sendiri, tidak menghormati orang yang lebih tua, tidak menyayangi yang kecil, membiaknya anak-anak zina, sampai-sampai orang bisa menyetubuhi perempuan di tengah jalan, maka orang yang paling baik di zaman itu hanya bisa mengatakan: tolonglah kalian menyingkri dari jalan, mereka berpakaian kulit domba tetapi berhati serigala, orang paling ideal di zaman itu adalah para penjilat.” (HR, Thabrani)

Fenomena sosial yang dikhawatirkan Rasulullah SAW tersebut pada kenyataannya telah bermunculan di tengah-tengah bangsa yang sedang dirundung krisis multi dimensi ini.
Beberapa tahun lalu kita merasakan adanya suatu pandangan yang sama di tengah masyarakat bahwa berhubungan seksual di luar nikah adalah sesuatu yang sangat aib dan merupakan dosa besar yang harus benar-benar dijauhi, baik oleh yang belum maupun yang sudah menikah. Pandangan ini diterima sebagai suatu norma yang berlaku di masyarakat, sehingga bila ada orang yang melanggarnya akan mendapat perlakuan yang seragam dari seluruh lapisan masyarakat di mana saja. Ia akan menerima sangsi sosial berupa penyingkiran dari pergaulan sosial, dimusuhi, tidak mendapatkan hak-haknya sebagai warga dsb. Akibatnya, ia akan teralienasi dari masyarakatnya, merasakan kehidupan yang sempit dan tersiksa, serta merasakan sebagai pihak yang ‘terhukum’ Hal ini akan melahirkan perasaan ‘jera’ yang efektif mengurangi frekuensi pengulangan.

Namun lihatlah kondisi masyarakat kita sekarang ini. Berzina dianggap sebagai salah satu ciri gaya hidup modern dan menutupi aibnya dengan dalih sebagai ’tuntutan zaman’. Kemudian pandangan ini dipopulerkan di tengah masyarakat, sehingga terjadi perubahan-perubahan norma sosial. Berbagai perilaku menyimpang terjadi di mana-mana. Dari mulai kejahatan politik sampai kejahatan moral. Akibatnya masyarakat merasa kesulitan untuk memilah dan membedakan mana perbuatan yang baik yang dapat membawa keamanan dan kebahagiaan hidup, dan mana perbuatan buruk yang dapat membawa kesengsaraan pada kehidupan.

Kondisi seperti ini pasti akan mengobarkan dekadensi moral di mana-mana. Menurut data BKKBN: 1,6 juta orang melakukan aborsi. Penelitian lain dari Pusat Informasi Keluarga Berkualitas mencatat: di Indonesia terjadi 2,5 juta aborsi setiap tahunnya, sebagiannya dilakukan oleh remaja.

Akibatnya dalam dunia ekonomi kita mengalami keterpurukan luar biasa yang menyebabkan kita dikangkangi sistem kapitalisme global yang terus memiskinkan bangsa-bangsa di dunia.
Celakanya sampai saat ini belum terlihat upaya serius untuk keluar dari krisis yang telah mengepung bangsa ini. Lebih celaka lagi masih terlihat keengganan bangsa ini, untuk kembali ke akar budayanya, yaitu Islam yang dilukiskan oleh Nabi Ibrahim sebagai satu-satunya jalan menuju pencapaian cita-cita kesejahteraan. yang dapat mengarahkan kehidupan bangsa ini ke cita-cita luhurnya, hidup aman sentosa dan makmur di bawah naungan ridha Ilahi.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ

Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.

اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.

اللهم عذِّبِ الكَفَرَةَ الذين يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكََّ

Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai rasul-rasul-Mu, membunuh kekasih-kekasih-Mu..

اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين

Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.

اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين

Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.

اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Ya Allah, berilah kesabaran kepada kami atas kebenaran, keteguhan dalam menjalankan perintah, akhir kesudahan yang baik dan ‘afiyah dari setiap musibah, bebas dari segala dosa, keuntungan dari setiap kebaikan, keberhasilah dengan surga dan selamat dari api neraka, wahai dzat yang Maha Pengasih.

رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
وصَلِّ اللهمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سيدِنا مُحَمّدٍ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ وَسلّم والحمدُ للهِ

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.